Amanah Beri Perhatian Kepada Startup Lokal Lewat Program ADICT
Tengku Fikri Muzmar
Kontributor Amanah News
21 Jul 2024 17:32 WIB - Total Views 3.58 Rb
Anak muda Aceh berusaha mengembangkan starup lokal
Aceh - Sebanyak 12 tim terpilih mengikuti private class program Aceh Digital Innovation and Creativity Techfest (ADICT). Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) bersama Markas Aceh.
Masing-masing tim terlebih dulu memperkenalkan produk dan layanannya pada hari pertama di Universitas Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Sabtu (20/7).
“Jadi sebenarnya startup-startup kita punya potensi di Aceh ini. Cuma, nanti yang perlu dikembangkan lagi adalah ekosistemnya. Jadi, ketika mereka punya ide itu mereka juga punya wadah,” kata salah seorang mentor, Muammar Khadafi.
Ke-12 tim merupakan perusahaan rintisan (startup) yang lolos kurasi dari tiga mentor ADICT, yakni Muammar Khadafi, Qurratu Aini dan Suhil Alfata. Para mentor adalah praktisi dan ahli yang sudah memiliki rekam jejak positif di bidangnya masing-masing.
Startup yang lolos kurasi antara lain Pandu Cerdas, Mugee, e-tikbroh.yak, Ludesc, Algae ID, Nutribox, Puleh, Portal Data & e-Budgeting Wisata Sabang, Virtual House, Jeut-Droen, Biocircular dan Datahara.
Para peserta dijadwalkan mengikuti mentoring selama dua hari, pada 20-21 Juli 2024. Kegiatan itu diharapkan dapat mengembangkan startup di Aceh dalam memahami dan mengeksplorasi peluang bisnis di industri digital.
Menurut Muammar, perkembangan startup di Aceh belum signifikan karena terkendala berbagai hal. Melalui ADICT, para peserta akan mendapatkan pendampingan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
“Dengan mentoring ini, bisa diberikan knowledge dari para mentor yang sudah expert di bidang-bidangnya. Jadi, nanti teman-teman startup bisa gali sebanyak mungkin ilmu-ilmu terkait dengan cara mengembangkan startup mereka," katanya.
Muammar Khadafi dikenal sebagai pendiri dan CEO PT Amanah Karya Indonesia yang berbasis di Kota Depok, Jawa Barat. Perusahaan tersebut fokus pada bidang teknologi informasi dan pengembangan perangkat lunak.
Kemudian satu-satunya mentor perempuan Qurratu Aini merupakan CEO dan Co-Founder startup bernama SuratPlus. Perusahaannya bergerak di bidang teknologi digital yang salah satunya menyediakan platform bagi pencari kerja.
Mentor ketiga ialah Founder Luna Studio, Suhil Alfata yang berbasis di Aceh. Meskipun demikian, perusahaannya sudah cukup dikenal sebagai agen pengembang aplikasi, desain website dan pelatihan digital untuk kelas dunia.
Setelah mempresentasikan produk dan layanannya, para peserta langsung mendapatkan masukan dari para mentor. “Dapat insights yang cukup banyak dari mentor-mentor untuk kebaikan dan improve startup kami kedepannya,” kata seorang peserta, Masya Pratiwi.
Pada kesempatan itu, ia mewakili startup bernama e-tikbroh.yak yang fokus pada pengelolaan sampah melalui sistem digital. Mereka berharap kegiatan ADICT yang diinisiasi AMANAH bisa menambah motivasi generasi muda dalam mengembangkan startup ke depannya.
Masing-masing tim terlebih dulu memperkenalkan produk dan layanannya pada hari pertama di Universitas Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Sabtu (20/7).
“Jadi sebenarnya startup-startup kita punya potensi di Aceh ini. Cuma, nanti yang perlu dikembangkan lagi adalah ekosistemnya. Jadi, ketika mereka punya ide itu mereka juga punya wadah,” kata salah seorang mentor, Muammar Khadafi.
Ke-12 tim merupakan perusahaan rintisan (startup) yang lolos kurasi dari tiga mentor ADICT, yakni Muammar Khadafi, Qurratu Aini dan Suhil Alfata. Para mentor adalah praktisi dan ahli yang sudah memiliki rekam jejak positif di bidangnya masing-masing.
Startup yang lolos kurasi antara lain Pandu Cerdas, Mugee, e-tikbroh.yak, Ludesc, Algae ID, Nutribox, Puleh, Portal Data & e-Budgeting Wisata Sabang, Virtual House, Jeut-Droen, Biocircular dan Datahara.
Para peserta dijadwalkan mengikuti mentoring selama dua hari, pada 20-21 Juli 2024. Kegiatan itu diharapkan dapat mengembangkan startup di Aceh dalam memahami dan mengeksplorasi peluang bisnis di industri digital.
Menurut Muammar, perkembangan startup di Aceh belum signifikan karena terkendala berbagai hal. Melalui ADICT, para peserta akan mendapatkan pendampingan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
“Dengan mentoring ini, bisa diberikan knowledge dari para mentor yang sudah expert di bidang-bidangnya. Jadi, nanti teman-teman startup bisa gali sebanyak mungkin ilmu-ilmu terkait dengan cara mengembangkan startup mereka," katanya.
Muammar Khadafi dikenal sebagai pendiri dan CEO PT Amanah Karya Indonesia yang berbasis di Kota Depok, Jawa Barat. Perusahaan tersebut fokus pada bidang teknologi informasi dan pengembangan perangkat lunak.
Kemudian satu-satunya mentor perempuan Qurratu Aini merupakan CEO dan Co-Founder startup bernama SuratPlus. Perusahaannya bergerak di bidang teknologi digital yang salah satunya menyediakan platform bagi pencari kerja.
Mentor ketiga ialah Founder Luna Studio, Suhil Alfata yang berbasis di Aceh. Meskipun demikian, perusahaannya sudah cukup dikenal sebagai agen pengembang aplikasi, desain website dan pelatihan digital untuk kelas dunia.
Setelah mempresentasikan produk dan layanannya, para peserta langsung mendapatkan masukan dari para mentor. “Dapat insights yang cukup banyak dari mentor-mentor untuk kebaikan dan improve startup kami kedepannya,” kata seorang peserta, Masya Pratiwi.
Pada kesempatan itu, ia mewakili startup bernama e-tikbroh.yak yang fokus pada pengelolaan sampah melalui sistem digital. Mereka berharap kegiatan ADICT yang diinisiasi AMANAH bisa menambah motivasi generasi muda dalam mengembangkan startup ke depannya.