Generasi Muda Apresiasi Kelas Content Creator dan Peningkatan Skill Marketing dari Program AMANAH
Teuku Arief
Kontributor Amanah News
18 Aug 2024 22:04 WIB - Total Views 3.20 Rb
Program Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) gelar One Day Class Content Creator
Aceh – Program Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) menggelar One Day Class Content Creator guna memaksimalkan potensi pemuda Aceh, yang dikenal memiliki bakat untuk dikembangkan, dan memiliki kreativitas yang baik.
Salah satu content creator muda Daffa Urrofi mengungkapkan para pemuda Aceh memiliki bakat yang dapat dikembangkan dengan mengangkat nilai dan budaya lokal.
“Sangat banyak potensi, karena didukung sama sejarah, alam, dan juga aktivitas budaya yang berpotensi untuk dibahas sebagai konten. Jadi, memang itu sangat besar potensinya, tinggal bagaimana caranya kita memaksimalkan anak-anak muda supaya tahu cara mengeksplore Aceh,” katanya.
Pelatihan content creator fokus dalam sharing ilmu tentang pembuatan, penulisan, pengambilan gambar, hingga proses penyuntingan atau editing sebuah konten.
Tidak hanya melalui bidang content creator, Program AMANAH juga sukses menyelenggarakan pelatihan kerajinan tangan di Kabupaten Pidie, Aceh, yang bertujuan untuk mengasah keterampilan dan inovasi dalam produksi serta pemasaran. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari peserta, terutama generasi muda.
Fitriani, salah satu peserta pelatihan, menyampaikan bahwa program ini membantu pengrajin lokal di Aceh untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar. “Alhamdulillah, banyak hal yang kami dapatkan dari pelatihan ini. Kami kini lebih siap bersaing dengan produk-produk unggulan lainnya,” ujarnya pada Kamis (15/8).
Pelatihan ini berlangsung di Fitri Souvenir, Desa Garot, Kecamatan Indrajaya, yang dikenal sebagai sentra kerajinan tangan khas Aceh. Produk-produk seperti tas, dompet, payung, sarung bantal, baju adat, serta aneka bordiran benang emas yang menjadi fokus utama pengembangan.
Meskipun telah lama menjadi produsen kerajinan tangan, Fitriani mengakui bahwa pemasaran produk mereka masih terbatas. Kehadiran AMANAH diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas. “Dengan adanya AMANAH, produk kerajinan tangan dari pelosok bisa lebih dikenal dan dipasarkan,” tambahnya.
Program ini tidak hanya ditujukan kepada ibu rumah tangga, tetapi juga berfokus pada melibatkan generasi muda dalam pengembangan kerajinan khas Pidie. Pendampingan AMANAH juga menekankan pentingnya inovasi produk dan pemasaran, dengan mengajarkan cara membuat produk yang sedang tren seperti tas, topi, bandana, dan kipas agar lebih mudah diterima pasar.
Keterlibatan pemuda setempat tidak hanya dibutuhkan untuk melakukan inovasi dalam hal produksi kerajinan tangan. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat membantu orang tuanya dalam memasarkan produk-produk buatan mereka memanfaatkan teknologi digital.
Salah satu content creator muda Daffa Urrofi mengungkapkan para pemuda Aceh memiliki bakat yang dapat dikembangkan dengan mengangkat nilai dan budaya lokal.
“Sangat banyak potensi, karena didukung sama sejarah, alam, dan juga aktivitas budaya yang berpotensi untuk dibahas sebagai konten. Jadi, memang itu sangat besar potensinya, tinggal bagaimana caranya kita memaksimalkan anak-anak muda supaya tahu cara mengeksplore Aceh,” katanya.
Pelatihan content creator fokus dalam sharing ilmu tentang pembuatan, penulisan, pengambilan gambar, hingga proses penyuntingan atau editing sebuah konten.
Tidak hanya melalui bidang content creator, Program AMANAH juga sukses menyelenggarakan pelatihan kerajinan tangan di Kabupaten Pidie, Aceh, yang bertujuan untuk mengasah keterampilan dan inovasi dalam produksi serta pemasaran. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari peserta, terutama generasi muda.
Fitriani, salah satu peserta pelatihan, menyampaikan bahwa program ini membantu pengrajin lokal di Aceh untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar. “Alhamdulillah, banyak hal yang kami dapatkan dari pelatihan ini. Kami kini lebih siap bersaing dengan produk-produk unggulan lainnya,” ujarnya pada Kamis (15/8).
Pelatihan ini berlangsung di Fitri Souvenir, Desa Garot, Kecamatan Indrajaya, yang dikenal sebagai sentra kerajinan tangan khas Aceh. Produk-produk seperti tas, dompet, payung, sarung bantal, baju adat, serta aneka bordiran benang emas yang menjadi fokus utama pengembangan.
Meskipun telah lama menjadi produsen kerajinan tangan, Fitriani mengakui bahwa pemasaran produk mereka masih terbatas. Kehadiran AMANAH diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas. “Dengan adanya AMANAH, produk kerajinan tangan dari pelosok bisa lebih dikenal dan dipasarkan,” tambahnya.
Program ini tidak hanya ditujukan kepada ibu rumah tangga, tetapi juga berfokus pada melibatkan generasi muda dalam pengembangan kerajinan khas Pidie. Pendampingan AMANAH juga menekankan pentingnya inovasi produk dan pemasaran, dengan mengajarkan cara membuat produk yang sedang tren seperti tas, topi, bandana, dan kipas agar lebih mudah diterima pasar.
Keterlibatan pemuda setempat tidak hanya dibutuhkan untuk melakukan inovasi dalam hal produksi kerajinan tangan. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat membantu orang tuanya dalam memasarkan produk-produk buatan mereka memanfaatkan teknologi digital.